Bagi sebagian kalangan tentu sudah mengenal apa itu Coudflare. Sebagai layanan keamanan untuk para website tentunya cloudflare di dukung oleh kekuatan server-server yang memiliki kualitas tinggi. Uniknya semakin besar kualitas keamanan yang digunakan oleh cloudflare semakin besar pula serangan yang digunakan untuk meretas cloudflare.
Pada tanggal 10 februari yang lalu basis server Coudflare yang berada di Eropa dan USA dikabarkan telah mendapat serangan Ddos dari para hacker tak dikenal. tak tanggung-tanggung serangan ddos itu diperkirakan lebih dari 400gbps data yang dikirim untuk menghantam server cloudflare tersebut. sehingga bisa dikatakan ini merupakan serangan ddos terbesar yang pernah di catat.
Para penyerang sepertinya menemukan celah pada system Network Time Protokol (NTP). yang biasa di gunakan untuk menyinkronkan jam pada komputer dan mendistribusikan data-data besar ke server. serangan ini sendiri sebenarnya hanya untuk menyerang salah satu klien yang menggunakan layanan Cloudflare.
Ceo Cloudflare Matthew Prince juga ikut menanggapi atas serangan ini. dalam akun twitternya Mattew memposting sebuah tweet yang berisi. "sebuah serangan besar pada NTP telah menghantam kami saat ini. ini bahkan lebih besar daripada serangan Spamhaus yang terjadi tahun lalu". kicaunya.
Para ahli keamanan dari seluruh dunia memperingatkan bahwa NTP dapat dimanfaatkan untuk tujuan-tujuan seperti ini. selain itu para perusahaan keamanan disarankan untuk fokus pada masalah NTP dan mempersiapkan pertahanan mereka dari serangan-serangan semacam ini.
dari pihak cloudflare sendiri sebenarnya cukup vokal mengenai masalah ini. bahkan 3 bulan yang lalu, Cloudfare sempat mengeluarkan laporan yang memperingatkan kliennya dan lain-lain. bahwa NTP bisa dijadikan sasaran empuk oleh para Hacker.